Air terjun ponggi sarambu surga tersembunyi kolaka utara

17.17
Kolaka Utara memiliki salah satu objek wisata air terjun yang terbilang jernih mengalir dari puncak lereng perbukitan Kecamatan Purehu, Kolaka Utara. Saking sejuknya, tumpahan air dari hulu yang begitu deras mengakibatkan objek wisata alam ini berkabut dan terkadang membentuk bias warna pelangi yang melengkung diantara kedua tepiannya. Warga sekitar menjadikan lokasi ini tempat memasok air bersih untuk keperluan sehari-hari dan diberi nama Air Terjun Ponggi Sarambu.

Nama Ponggi Sarambu terbagi dari dua suku kata bahasa Tana Toraja (Tator) yakni Sarambu berarti asap dan Ponggi merupakan nama seorang warga yang diklaim pertama kali menemukan dan bermukim di sekitar lokasi itu. Lokasi ini setidaknya sudah lama dikenal oleh warga Kolut sendiri meskipun tidak semua warga lokal pernah mengunjungi dan menyaksikan langsung tempat tersebut.
Jarak dari ibukota Kabupaten menuju ke tempat tersebut kurang lebih 112 km. Selain jauh dari pusat kecamatan, kondisi akses jalan juga terbilang rusak dan selebihnya masih merupakan jalan-jalan pedesaan yang belum tersentuh pengerasan. Beberapa ruas jalan sepi rumah penduduk terkecuali bagi mereka yang secara kebetulan menetap berkebun di sana yang secara kebetulan dihuni orang-orang Tator.
Air terjun ini memang melimpah dari segi debit air. Tidak hanya deras, panoramanya juga sejuk karena disekelilingnya termasuk daerah hulu air terjun itu masih diselimuti hutan belantara. Kondisi demikianlah yang mengakibatkan permukaan air yang tumpah di antara bebatuan menciptakan kabut-kabut tipis yang menghiasi permukaan airnya.  
Menurut Buhari yang merupakan salah satu warga Desa Purehu mengemukakan bahwa tidak begitu banyak orang yang pernah mengunjungi lokasi demikian karena kendala akses jalan yang harus ditempuh terbilang jauh terkecuali masyarakat lokal sendiri pada hari-hari libur. Meski telah ada satu buah gasebo yang telah dibuat oleh pemerintah, namun kondisi di lokasi itu belumlah belumlah mampu ditata dengan apik dan menjadi perhatian serius khususnya pemerintah setempat. Akibatnya berdasarkan apa yang nampak di mata, rumput liar dan patahan-patan dahan kayu masih melintang di sana-sini. 
Meski demikian, kesejukan dan kejernihan yang ditawarkan panorama alam itu cukup menjadi sumber yang melimpah bagi kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar. Beberapa selang melintasi air terjun itu yang sengaja dicolokkan diantara tepian bebatuan hingga masyarakat tidak perlu memasang mesin atau menimbah di sumur lagi yang mereka gunakan untuk kebutuhan mandi, masak hingga menyiram tanaman.
Air terjun yang membelah kawasan Kecamatan Purehu ini juga menjadi salah satu sumber mata pengairan lahan persawahan yang ada di daerah tersebut. Tak pernah kering meski dikuras musim kemarau, namun hal yang juga perlu diantisipasi jika musim penghujan dikarenakan besarnya volume air cukup mengkhawatirkan. 
Setidaknya, dinasti wisata alam ini diharapkan bisa tetap lestari yang salah satunya menjaga keseimbangan ekosistem alam berupa pelestarian hutan yang selama ini menghijaukannya mengingat dari tahun ketahun jumlah pembukaan lahan yang nampak disekitar objek wisata itu nampak digarap perlahan-lahan oleh masyarakat untuk bercocok tanam.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »